KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelasaikan makalah ini.Tak lupa Shalawat serta Salam atas
junjungan Nabi BesarMuhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini
sebagai Rahmatanlil Alamin.
Makalah ini disusun untuk mengetahui tentang masalah sampah dan bagaimana cara
penanggulangannya. Berhubung saat ini masih banyak masyarakat yang membuang
sampah sembarangan dan tidak mengetahui dampak daripada sampah tersebut. Dimana
dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait
dengannya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
..................................................................................................
Daftar isi
...........................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang
.......................................................................................
B. Rumusan masalah dan Tujuan
..…..........................................................
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian Sampah
……….....................................................................
B. Penggolongan Sampah
………...............................................................
C. Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan ……...........................
D. Usaha Pengendalian Sampah ....………………………………...………
E. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah …………………………..
F. Metode Penanganan Sampah
.................................................................
v Konsep Pengolahan Sampah
............................................................
v Pendidikan dan Kesadaran
…...........................................................
v Manfaat dan Bencana akibat Sampah
..............................................
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan …………………..…………………………………………
B. Saran …………………..……………………………………………......
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….
|
1
2
3
4
5
5
9
11
13
16
20
21
22
23
24
25
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini sampah telah
banyak berubah, Setengah abad yang lalu masyarakat belum banyak mengenal
plastik. Mereka lebih banyak menggunakan berbagai jenis bahan organis. Di masa
lampau, orang masih menggunakan tas belanja dan membungkus daging dengan daun
jati. Sedangkan sekarang kita. berhadapan dengan sampah-sampah jenis baru,
khususnya berbagai jenis plastik. Sifat plastik dan bahan organis sangat
berbeda. Bahan organis mengandung bahan-bahan alami yang bisa diuraikan oleh
alam dengan berbagai cara, bahkan hasil penguraiannya berguna untuk berbagai
aspek kehidupan.
Sampah plastik dibuat
dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar,
ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadnium,
timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik ini
terlepas pada saat terurai atau terbakar.
Penguraian plastik
akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang
dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan
kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman. Sedangkan pembakaran
plastik menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin.
Dioksin adalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti secara
intensif dan telah dipastikan menimbulkan Kanker. Bahaya dioksin sering
disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh dunia. Selain
dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung
di dalam plastik.
B. PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
1.
Apakah yang di maksud dengan sampah?
2.
Jenis - jenis sampah?
3.
Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan?
4.
Bagaimana cara mengurangi sampah?
a.
Beberapa metoda pengolahan sampah!
b.
Konsep pengelolaan sampah!
c.
Pendidikan dan kesadaran!
d.
Manfaat pengelolaan sampah!
e.
Bencana sampah jika tidak dikelola dengan baik!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Definisi
lain mengatakan Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Berangkat dari
pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari
kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi
sampah yang dihasilkan dari:
Rumah tangga :
kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar,
pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.
fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah
tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas :
fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara,
halte kendaraan umum, taman, jalan,
Industri :
hasil
pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
B. Penggolongan Sampah
v Berdasarkan
sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sampah
Organik (dapat diurai)
Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah
kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa
tepung, sayuran dll.
b. Sampah
Anorganik (tidak dapat diurai)
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat
di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya
dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti. Dan botol kaleng
Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas,
koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan
karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas,
kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
v Berdasarkan
bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
a. Sampah
Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah
yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi
lagi menjadi:
1. Biodegradable:
yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian
dan perkebunan.
2. Non-biodegradable:
yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
ü Recyclable:
sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
ü Non-recyclable:
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b. Sampah
Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
· Limbah hitam:
sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.
· Limbah rumah tangga:
sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah
ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi:
padat, cair, atau gas.Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan denganpolusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnyapertambangan, manufaktur,
dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan
jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
v Berdasarkan
sumbernya, sampah digolongkan menjadi:
a. Sampah
alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering
di hutan yang
terurai menjadi tanah.
Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
b. Sampah
manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan oleh Sampah Cair, Sampah cair adalah
bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah.
c. Sampah
Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna
barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah.
Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah
sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang
dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
d. Limbah
radioaktif
Sampah nuklir merupakan
hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang
sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah
nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam
proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak
bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari
aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada
suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah sampah yang saat
ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah pemberian pajak
lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industri yang akhirnya akan
menjadi sampah.
Industri yang menghasilkan produk dengan kemasan, tentu akan
memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi oleh konsumen. Industri
diwajibkan membayar biaya pengolahan sampah untuk setiap produk yang
dihasilkan, untuk penanganan sampah dari produk tersebut. Dana yang terhimpun
harus dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola IPS untuk mengolah sampah
kemasan yang dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal sebagai Polluters Pay
Principle. Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat
memerlukan dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem
penanganan sampah tidak akan lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu
sisi, pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan
sampah. Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi
akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak
tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung
berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat
pencemaran udara ( akibat bau ) dan air lindi, berapa besar biaya pengobatan
masyarakat karena penyakit bawaan sampah ( municipal solid waste borne disease
), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau sampah.
B. SARAN – SARAN
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan
sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu.
Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak
maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Keberadaan Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan.
Undang-Undang ini akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi
masing-masing pihak. UU juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam
penanganan sampah. Menurut dia, tidak mungkin konsep pengelolaan sampah
berjalan baik di lapangan jika secara infrastruktur tidak didukung oleh
departemen-departemen yang ada dalam pemerintahan.
Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah
budaya masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi
pengetahuan, pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh
pejabat setingkat Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan
dinas pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan mungkin Depkominfo.
Di beberapa negara, seperti Filipina, Kanada, Amerika Serikat, dan
Singapura yang mengalami persoalan serupa dengan Indonesia, sedikitnya 14
departemen dilibatkan di bawah koordinasi langsung presiden atau perdana
menteri.
No comments:
Post a Comment