Wednesday, May 15, 2013

Jaringan Komputer ( JARKOM )




TCP IP & OSI Layer
TCP/IP merupakan salah satu perotokol atau standar aturan jaringan yang sering digunakan pada jaringan berskala besar dan luas. Tcp/ip dipakai karena bersifat fleksibel dan mudah digunakan . tcp/ip terdiri dari beberapa lapisan protokol dalam penerapanya , tcp/ip menggunakan protokol sampai dengan 4 level fungsi layer dalam arsitektur protokol.
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.
Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP (NetBT).
Transport layer merupakan layer komunikasi data yang mengatur aliran data antara dua host, untuk keperluan aplikasi di atasnya. Dua protokol yang sangat penting pada layer ini adalah:
-         TCP (Transmission Control Protocol), yaitu protokol yang menjamin keandalan pengiriman data dengan menggunakan proses acknowledgement yaitu sinyal pemberitahuan bahwa data telah sampai / diterima. Protokol TCP selalu meminta konfirmasi setiap selesai mengirimkan data,  apakah data sudah sampai di tujuan dengan selamat, bila sudah maka TCP  akan mengirimkan data urutan berikutnya, bila belum maka akan dilakukan pengiriman ulang (retransmisi), data yang dikirim maupun yang diterima selalu menggunakan nomor pengurutan.
-         UDP (User Datagram Protocol). Lain halnya dengan protokol TCP, untuk protokol  UDP adalah protokol yang tidak menggunakan proses acknowledgement dan pengurutan, sehingga lapisan diatas protokol ini tidak pernah mengetahui sampai atau tidaknya paket data yang dikirim ke tujuan.
Network Access layer atau ada yang menyebutnya sebagai host to network layer ( pada model osi dapat merupakan gabungan dari layer layer : physical dan data link) bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke/dari media fisik . media fisik bisa berupa kabel , serat optik, atau gelombang radio, sehingga protokol ini harus mempu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, yang berasal dari peralatan lain. Fungsi network access layer adalah mengubah ip datagram ke dalam frame yang ditransmisikan oleh jaringan dan memetakan ip address ke alamat fisik yang digunakan dalam jaringan .
Internet layer (pada mosel osi sama dengan networl layer) bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat . pada layer ini terdapat tiga macam protokol , yaitu IP,ARP,dan ICMP. IP (internet protokol)-> penyampai paket data ke alamat yang tepat , ARP(address resolution protocol ) -> penentualamat hardware dari host /komputer yang terletak pada networl yan sama,dan icmp (internet control message protocol) -> protokol untuk mengirimkan pesan dan laporan kegagalan pengiriman data. Seluruh protokol diatas dan dibawah internet layer menggunakan internet protokol untuk mengirimkan data . semua datatcp/ip mengalir melalui ip ,baik data yang akan masik maupun yang akan keluar .
Keunggulan tcp ip
-         open protocolstandard : independen terhadap perangkat keras komputer , ideal untuk menyatukan mesin mesin , dengan perangkat keras , dan lunak yang berbeda.
-         Tidak tergantung pada perangkat keras jaringan tertentu , sehingga tcp ip cocok untuk menyatukan bermacam macam network, misalnya ethernet, dll.
-         Cara pengalamatan bersama , memungkinkan device yang menggunakan tcp/ip dapat menghubungi alamat perangkat-perangkat komputer lain yang berada pada seluruh jaringan komputer yang saling terhubung.
-         High level protocol standar, yang dapat melayani user secara luas.


OSI merupakan kepanjangan dari Open System Interconnection. Di tahun 1984 ISO (Internasional Standarizaation organization) mengeluarkan solusi untuk memberikan standarisasi kompabilitas jaringan-jaringan sehingga tidak membatasi komunikasi antar produk maupun teknologi dari vendor yang berbeda. Model referensi OSI merupakan model kerangka kerja yang diterima secara global bagi pengembangan standar yang lengkap dan terbuka. Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan.

a.     Layer Osi
Physical Layer
Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit juga, dan bukan 0 bit. Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah lapisan fisik.

Data link Layer
Pada lapisan ini data diubah dalam bentuk paket, sinkronisasi paker yang dikirim maupun yang diterima menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater dan switch layer 2 beroperasi.

Network Layer
Lapisan ini menentukan rute pengiriman dan mengendalikan kemacetan (mendefinisikan alamat-alamat IP), membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internet working dengan menggunakan router dan switch layer-3. Agar data sampai ditempat tujuan dengan benar.

Transport Layer
Fungsi dasar transport Layer adalah menerima data dari session Layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke Network Layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi Layer-Layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.

Session Layer
Session Layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport Layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.

Presentation Layer
Pressentation Layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. presentation Layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan contoh layanan pressentation adalah encoding data.

Application Layer
Application Layer memiliki fungsi untuk menentukan terminal virtual jaringan abstrak, serhingga editor dan program-program lainnya dapat ditulis agar saling bersesuaian. Untuk menangani setiap jenis terminal, satu bagian software harus ditulis untuk memetakan fungsi terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Fungsi Application Layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang satu dengan yang lainnya memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda, dan sebagainya. Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya ketidak-kompatibelan ini. Tugas appication Layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry, directory lookup, dan berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan khusus lainnya. Protokol-protokol yang terdapat pada lapisan aplikasi diantaranya adalah FTP, SMTP, dan HTTP.

Persamaan antara model OSI dan TCP/IP antara lain :
1) Keduanya memiliki layer (lapisan).
2) Sama – sama memiliki Application layer meskipun memiliki layanan yang berbeda.
3) Memiliki transport dan network layer yang sama.
4) Asumsi dasar keduanya adalah menggunakan teknologi packet switching.
5) Dua-duanya punya transport dan network layer yang bisa diperbandingkan.
6)Dua-duanya menggunakan teknologi packet-switching, bukan circuit-switching ( Teknologi Circuit-Switching digunakan pada analog telephone).

Perbedaan antara model OSI dan TCP/IP antara lain :
1) TCP/IP menggabungkan presentation dan session layers kedalam application layers.
2) TCP/IP menggabungkan OSI-data link dan physical layers kedalam network access layer.
3) TCP/IP Protocol adalah standar dalam pengembangan internet.

Menghitung IP
1.       Jika diketahui IP 192.168.1.1/19, tentukan:
a.     Netmask -> jadikan bit pada network menjadi 1 dan bit pada host jadi 0
192. 168.1.1       = 11000000.10101000.00000001.00000001
                 = 11111111.11111111.11100000.00000000
                 =    255             .   255   .            224 .        0



b.     Broadcast -> jadikan bit-bit pada host jadi 1
192. 168.1.1       = 11000000.10101000.00000001.00000001
                 = 11000000.10101000.00011111.11111111
                 =    192             .   168   .            31   .        255

c.      Jumlah host
192. 168.1.1       = 11000000.10101000.00000001.00000001
                 = 11111111.11111111.11100000.00000000
2y – 2 = 213- 2                 y = jumlah 0
                 = 8.190 host

d.     Network ID
192. 168.1.1       = 11000000.10101000.00000001.00000001
Netmask   = 11111111.11111111.11100000.00000000
                 ------------------------------------------------ AND
NetID                 = 11000000.10101000.00000000.00000000
                 = 192.168.0.0





Alat-alat Jaringan
a.     Switch/hub
Hub dan Switch Hub dari bentuk dan fungsinya hardware sama-sama digunakan untuk menghubungkan lebih dari dua komputer sehingga bisa membentuk sebuah jaringan.  Hub apabila jaringan komputernya sudah lebih dari 10 node maka akan terasa pada kecepatan transfer datanya bisa di bilang semakin lambat kecepatan transfernya, Hub juga tidak memiliki fasilitas routing.


b.     Router
Router adalah perangkat jaringan yang digunakan untuk membagi protocol kepada anggota jaringan yang lainnya, dengan adanya router maka sebuah protocol dapat di-sharing kepada perangkat jaringan lain.

c.      Bridge
BRIDGE berfungsi untuk membagi sebuah jaringan hingga menjadi dua buah jaringan. BRIDGE mengatur informasi diantara kedua sisi network agar dapat berjalan dengan teratur.

d.     Repeater
Repeater berfungsi untuk memperpanjang rentang jaringan dengan cara memperkuat isyarat elektronis. Dengan menggunakan repeater, LAN yang memakai ethernet dapat diperpanjang rentang jaringannya sampai 20 km dengan memasang repeater pada setiap 2,5 km.


e.      NIC
NIC atau sering juga disebut adapter card adalah sebuah kartu elektronik yang dipasang pada semua komputer yang ingin dihubungkan pada suatu network (termasuk komputer server – client). NIC inilah yang berfungsi menghubungkan komputer – komputer pada suatu LAN dan mengijinkan semua komputer tersebut dapat saling berkomunikasi.

Dasar-dasar Jaringan
IP Address
IP Address (Internet Protocol Address) adalah suatu alamat berbentuk numerik yang mengidentifikasi suatu alat seperti komputer, router atau printer dalam suatu jaringan komputer sebagai sarana komunikasi. IP Address memiliki 2 fungsi, yaitu:
1.     Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan.
Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa orang tersebut




2.     Sebagai alamat lokasi jaringan.
Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaanya. Ada rute yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.
Biasanya IP Address terdiri dari sekelompok bilangan biner 32-bit (IPv4) yang dibagi menjadi 4 bagian. Dimana setiap bagiannya dibagi menjadi 8-bit yang berarti memliki nilai desimal mencapai 255. Tiap 8-bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP Address adalah sebagai berikut:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Setiap tanda simbol “x” dapat kita gantikan oleh angka 0 dan 1, misal:
11000000.10101000.00000000.00000001
Notasi IP Address dengan bilangan biner diatas sulit untuk dihapalkan. Oleh karena itu, IP Address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal untuk memudahkan membaca dan mengingat. Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (8 bit) IP Address, misalnya:
11000000.10101000.00000000.00000001
192         .    168      .        0       .       1
IP Address dapat dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu host ID dan network ID. Host ID berfungsi untuk mengidentifikasikan setiap host di dalam suatu jaringan, sedangkan network ID berfungsi untuk mengidentifikasikan suatu jaringan di mana komputer dihubungkan. Hal ini berarti seluruh host yang tersambung di dalam jaringan yang sama memiliki network ID yang sama pula, sedangkan sisanya untuk host.
Terdapat beberapa kelas IP Address yang digunakan dalam TCP/IP dalam suatu jaringan, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
KELAS A
Pada jaringan IP Address kelas A, bit pertamanya adalah 0. Bit pertama dan 7 bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan network ID, sedangkan 24bit terakhir merupakan host ID.
0 – 127
0 – 255
0 – 255
0 – 255
0NNNNNNN
HHHHHHHH
HHHHHHHH
HHHHHHHH



Karakteristik Kelas A:
-         Bit pertama          : 0
-         Panjang NetID               : 8 bit
-         Panjang HostID             : 24 bit
-         Byte pertama                 : 0 – 127
-         Range IP               : 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx
-         Jumlah                           : 128 network IP Address


KELAS B
Pada jaringan IP Address kelas B, 2 bit pertama dari IP Address adalah 10. Dua bit ini dan berikutnya (16 bit pertama) merupakan network ID, sedangkan 16 bit terakhir merupakan host ID.
128 – 191
0 – 255
0 – 255
0 – 255
0NNNNNNN
NNNNNNNN
HHHHHHHH
HHHHHHHH

Karakteristik Kelas B:
-         2 bit pertama                 : 10
-         Panjang NetID               : 16 bit
-         Panjang HostID             : 16 bit
-         Byte pertama                 : 128 – 191
-         Range IP               : 128.0.xxx.xxx sampai dengan 191.255.xxx.xxx
-         Jumlah                           : 16384 network IP Address

KELAS C
Pada jaringan IP Address kelas C, 3 bit pertama dari IP Address adalah 110. Tiga bit ini dan 21 bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan network ID, sedangkan 8 bit terakhir merupakan host ID.
192 – 233
0 – 255
0 – 255
0 – 255
0NNNNNNN
NNNNNNNN
NNNNNNNN
HHHHHHHH

Karakteristik Kelas C:
-         3 bit pertama                 : 110
-         Panjang NetID               : 24 bit
-         Panjang HostID             : 8 bit
-         Byte pertama                 : 192 – 233
-         Range IP               : 192.0.0.xxx sampai dengan 223.255.255.xxx
-         Jumlah                           : > 2 juta network IP Address

KELAS D
Pada jaringan IP Address kelas D, 4 digit pertama dari IP Address ini adalah 1110. Sedangkan bit sisanya digunakan untuk grup host pada  jaringan dengan range IP antara 224.0.0.0 – 239.255.255.255. IP Address kelas D digunakan untuk multicasting, yaitu pemakaian aplikasi secara bersama-sama oleh sejumlah komputer.
KELAS E
Pada jaringan IP Address kelas E, 4 bit pertama dari IP Address ini adalah 1111. IP Address kelas mempunyai range antara 240.0.0.0 sampai 254.255.255.255. IP Address kelas E merupakan kelas IP Address eksperimen yang dipersiapkan untuk penggunaan IP Address di masa yang akan datang.

IP PUBLIC
IP Public adalah IP Address yang digunakan pada jaringan lokal oleh suatu organisasi, oraganisasi lain dari luar oraganisasi tersebut dapat melakukan komunikasi langsung dengan jaringan lokal. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan internet.
IP PRIVATE
IP Private adalah IP Address yang digunakan oleh suatu organisasi yang diperuntukkan untuk jaringan lokal. Organisasi lain dari luar oragnisasi tersebut tidak dapat melakukan komunikasi dengan jaringan lokal. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan intranet
IP DINAMIS
IP Dinamis adalah IP Address yang sifatnya tidak tetap atau sementara. Sehingga jika PC dimatikan atau di restart atau terputus dari internet, maka IP yang didapat sebelumnya akan berbeda dengan IP address yang didapat nanti. IP Dinamis memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya:
-         Kelebihan : tidak perlu repot untuk mensetting IP address satu per-satu dan jarang terjadi kesamaan IP dengan PC yang lain.
-         Kekurangan : dalam satu jaringan harus memerlukan lebih dari satu router, karena jika tidak akan mempersulit menentukan koneksi.
IP STATIC
Berbeda dengan IP Dinamis, IP Static adalah IP Address yang sifatnya tetap. Sehingga jika PC dimatikan atau di restart atau terputus dari internet, maka IP yang didapat sebelumnya akan berbeda dengan IP address yang didapat nanti. IP Dinamis memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya:
-         Kelebihan : lebih cepat data transfernya, dan lebih pasti dalam pembagian traffic.
-         Kekurangan: Sering terjadi kesamaan IP antara PC satu dengan PC lainnya. Dan harus mensetting IP Address satu per-satu.


-          WLAN
-          Wireless LAN (WLAN) adalah teknologi LAN yang menggunakan frekuensi dan transmisi radio

sebagai media penghantarnya, pada area tertentu, menggantikan fungsi kabel. Pada umumnya

WLAN digunakan sebagai titik distribusi di tingkat pengguna akhir, melalui sebuah atau

beberapa perangkat yang disebut dengan Access Point (AP), berfungsi mirip hub dalam

terminologi jaringan kabel ethernet. Di tingkat backbone, sejumlah AP tersebut tetap

dihubungkan dengan media kabel. WLAN dimaksudkan sebagai solusi alternatif media untuk

menjangkau pengguna yang tidak terlayani oleh jaringan kabel, serta untuk mendukung pengguna

yang sifatnya bergerak atau berpindah-pindah (mobilitas).


Frekuensi yang kini umum dipergunakan untuk aplikasi WLAN adalah 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz yang

secara internasional dimasukkan ke dalam wilayah licensce exempt (bebas lisensi) dan

dipergunakan bersama oleh publik (frequency sharing). Belakangan oleh forum WSIS yang

disponsori oleh PBB dan badan dunia seperti ITU, serta industri teknologi, frekuensi ini

direkomendasikan sebagai tulang punggung penetrasi Internet di negara berkembang terutama

untuk area yang belum terlayani oleh infrastruktur telekomunikasi konvensional.

Teknologi yang digunakan untuk WLAN mayoritas menggunakan standar IEEE 802.11 (a/b/g).

Perbedaan antar standar ini adalah pada modulasi transmisinya yang menentukan kapasitas

layanan yang dihasilkan. Pada standar 802.11b, kapasitas maksimalnya 11 Mbps, 802.11g dapat

mencapai 20 Mbps keduanya bekerja di frekuensi 2.4 Ghz. Sementara standar 802.11a bekerja

pada frekuensi 5.8 Ghz. Karena lebar pita frekuensi yang lebih luas dan modulasi yang lebih

baik, maka perangkat yang berbasis standar ini mampu melewatkan data hingga kapasitas 54 dan

108 Mbps dan menampung jumlah pengguna lebih banyak.

Selain itu ada kelompok industri yang membangun aliansi, disebut dengan Wireless Alliance

(WiFi Consortium). Lembaga ini berupaya menerapkan standar interoperabilitas antar perangkat

WLAN sebagai jaminan bagi pengguna bahwa setiap perangkat yang telah disertifikasi WiFi akan

dapat saling terhubung meskipun berbeda vendor atau pemanufaktur.

WLAN juga memiliki kelebihan lain dalam hal kemudahan implementasi serta fleksibilitas.

Semua perangkat yang saat ini ada di pasaran, memiliki interface yang user friendly dan

sebagian besar kompatibel dengan berbagai macam sistem operasi dan teknologi jaringan LAN

eksisting. Bentuk perangkat yang kompak dengan berbagai macam fitur yang beragam, memudahkan

perencanaan dan implementasi jaringan.

Teknologi WLAN saat ini juga sudah sangat mapan sehingga pengguna punya banyak alternatif

solusi. Sebagian besar produk WiFi menggunakan chipset dan fitur yang generik, meskipun

dimanufaktur oleh sejumlah vendor berbeda dengan brandname masing-masing. Karena bersifat

massal, maka harganya juga sudah sangat terjangkau. Sebuah sistem AP lengkap, hanya

membutuhkan sekitar $ 200 - $ 500. Sedangkan untuk pengguna, harganya sudah di bawah $ 100.

Keterbatasan

Perangkat WLAN bekerja pada frekuensi publik yang bebas lisensi, sehingga isu utamanya

adalah terjadinya interferensi antar perangkat dan pengguna. Karena pada frekuensi ini

sipapun bebas menggunakan dan memanfaatkan, dengan syarat harus toleran serta memperhatikan

dan menghormati kondisi eksisting. Sehingga ada etika dan tanggung jawab moral untuk

bersama-sama mengelola resource tersebut sehingga setiap pemain dapat hidup berdampingan.

Pada setiap perangkat WLAN terdapat mekanisme dan fitur untuk menghadapi interferensi. Namun

yang paling menentukan sebenarnya adalah desain jaringan yang tepat untuk setiap situasi
yang dihadapi dan kecermatan instalasi. Seperti misalnya, kondisi line of sight (tanpa

penghalang) dan menghitung efek redaman serta kemungkinan terjadinya multipath (sinyal

pantulan yang mengganggu).

Teknologi media transmisi WLAN sendiri sifatnya adalah bridging (Layer 2) dan sangat mirip

fungsinya dengan perangkat hub pada jaringan LAN ethernet kabel. Sehingga pada dasarnya

kapasitas maksimum yang dapat dilayani oleh sebuah AP, misalnya standar 802.11b adalah 11

Mbps, harus dibagi kepada sejumlah pengguna yang aktif. Sehingga semakin banyak pengguna

aktif, performance dan troughput jaringan akan terdegradasi. Sehingga tingkat ekspektasi

pengguna juga harus diturunkan terutama dari segi kualitas aksesnya.

Meskipun memiliki sejumlah fitur dan teknologi pengamanan seperti filtering MAC address,

enkripsi WEP atau WPA dan kemampuan VLAN dan VPN, namun tetap saja kualitasnya tidak sebagus

perangkat teknologi dengan media kabel. Selain juga pada umumnya penerapan fitur keamanan

akan menurunkan performa sistem. Sehingga apabila aplikasi pengguna sangat memerlukan

standar security yang tinggi, maka jaringan WLAN bisa menjadi salah satu titik kelemahan

yang harus diwaspadai dan disikapi secara berhati-hati.

Aplikasi Indoor

Aplikasi utama WLAN disebut dengan HotSpot, yaitu sebuah jaringan yang bisa melayani

kebutuhan pengguna bergerak. Pengguna dengan perangkat mobile gadget seperti PDA, notebook

bisa mengakses Internet di lokasi tertentu yang tersedia jaringan HotSpot WLAN. Semakin

meluasnya perkembangan HotSpot telah mendorong terbentuknya bisnis model baru yang

memungkinkan setiap provider melakukan kerjasama roaming bahkan hingga ke jaringan

internasional, sebagaimana yang terjadi pada bisnis selular dengan memanfaatkan layanan

otentikasi pelanggan dan clearing house semacam iPass.

Pengguna bisa mendaftar sebagai pelanggan tetap pada provider HotSpot, sehingga bisa

mengakses dari lokasi manapun yang tersedia. Pilihan lain, menjadi pelanggan on demand,

biasanya secara pre paid dengan membeli voucher akses Internet via HotSpot pada suatu lokasi

dari provider tertentu untuk durasi waktu tertentu. Pelanggan on demand biasanya lebih bebas

untuk memilih provider mana yang akan digunakan, karena suatu lokasi bisa saja tersedia

beberapa HotSpot dari sejumlah provider yang berbeda.

Aplikasi lain adalah HotSpot di dalam jaringan internal perusahaan. Apabila pengguna di

lingkungan perusahaan banyak yang menggunakan perangkat gadget mobile, maka diperlukan

HotSpot pada beberapa lokasi strategis untuk melayani kebutuhan tersebut. Kebanyakan

perangkat mobile saat ini sudah WiFi compliance, seperti misalnya notebook berbasis procesor

Intel Centrino yang sudah built in dengan kemampuan WiFi. Apabila pengguna jenis ini masih

tetap menggunakan kabel, maka mobilitasnya akan terhambat.

Aplikasi Outdoor

Di banyak negara berkembang (termasuk Indonesia) yang sangat terbatas ketersediaan

infrastruktur telekomunikasinya, teknologi WLAN dengan kreatifitas tertentu banyak dijadikan

sebagai alternatif akses last mile. Perangkat WiFi pada umumnya memiliki konektor yang bisa

disambungkan dengan antena eksternal yang memiliki gain lebih tinggi. Dengan kombinasi ini,

sebuah jaringan WLAN yang semula hanya bisa menjangkau area sampai radius 100 – 200 meter,

kini bisa diperluas menjadi 3 – 5 km.

Aplikasi outdoor ini meskipun menimbulkan konsekuensi biaya tambahan seperti untuk pembelian

antena eksternal, jasa instalasi dan tiang atau tower penyangga namun secara umum masih

sangat terjangkau oleh pelanggan pada umumnya. Untuk aplikasi pada area yang dekat (1 – 2

km) cukup banyak eksperimen serta produk asesoris lokal (seperti antenna) ditawarkan

sehingga biaya bisa lebih di tekan sehingga makin menjangkau segmen pengguna yang lebih

luas.

Berbagai kemudahan dan struktur biaya yang makin rendah, mampu mendorong tumbuhnya bisnis

layanan jasa baru yang disebut dengan Wireless ISP (WISP), serta RT/RW Net. WISP

menyelenggarakan layanannya dengan berbasis pada teknologi WLAN, baik itu di sisi backbone

maupun distribusi last mile kepada pelanggannya. Pada umumnya diselenggarakan oleh pengusaha

lokal dengan skala usaha menengah dengan kualitas layanan menengah. Pelanggan utama WISP

biasanya adalah Warung Internet (WARNET) yang memang telah dikenal sebagai ujung tombak

penetrasi Internet karena biaya yang relatif rendah.

Sementara RT/RW Net umumnya dikembangkan berdasarkan inisiatif komunitas di suatu lokasi

pemukiman dan bersifat swadaya serta non komersial. Prinsipnya adalah berbagi pakai akses

Internet secara massal untuk mereduksi biaya. Untuk last mile distribution, RT/RW Net juga

mengandalkan teknologi WLAN dengan kombinasi produk eksperimentasi homebrew seperti antena

dari kaleng susu dan modifikasi perangkat WiFi dengan port USB yang tergolong low end

product.

Teknologi dan desain outdoor yang sama di Indonesia juga banyak dipergunakan untuk aplikasi

jaringan internal perusahaan. Misalnya sebagai backbone antar gedung dalam satu area atau

distribusi jaringan antar kantor cabang dalam satu kota maupun digunakan sebagai

infrastruktur jaringan backup bagi aplikasi yang mission critical.

Dari segi aplikasi private, pengguna WLAN yang cukup menonjol dalam hal jumlah adalah

komunitas pendidikan dan Pemerintah Daerah (Pemda). Pemanfaatan teknologi WLAN diyakini

mampu mereduksi biaya rutin jaringan lokal close user group yang selama ini dilayani oleh

operator telekomunikasi dengan beban charging berdasarkan durasi waktu atau flat bulanan

hanya untuk sewa trunk atau pipa (media) akses saja. Dengan WLAN yang bebas lisensi dan

biaya abonemen, dana operasional bisa dialihkan untuk meningkatkan kualitas content aplikasi
-           
-           
-          3G
-          merupakan teknologi evolusi dari generasi sebelumnya yang memiliki kapasitas pengiriman dan penerimaan dari lebih besar dan lebih cepat. Oleh karena itulah, teknologi ini dapat digunakan untuk melakukan video call. Teknologi 3G sering juga disebut dengan mobile broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang bersifat portable. Perkembangan 3G secara komersial dimulai pada tahun 2001 di Jepang oleh NTTDoCoMo yang kemudian disusul oleh Korea Selatan pada tahun 2002. Idealnya teknologi ini memiliki kecepatan transfer data pada level minimum 2Mbps pada pengguna yang berada pada posisi diam ataupun berjalan kaki, dan 384 kbps pada pengguna yang berada di dalam kendaraan yang sedang berjalan.



ROUTING
Apa itu Routing? Pengertian Routing dan jenis-jenis Routing - Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Jika network Anda tidak memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.
Untuk bisa melakukan routing paket, ada hal-hal yang harus diketahui :
• Alamat tujuan
• Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote
• Route yang mungkin ke semua network remote
• Route terbaik untuk setiap network remote

Router menyimpan routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote.

Jenis-jenis routing adalah :
• Routing statis
• Routing default
• Routing dinamis

Proses Routing IP

Proses routing IP dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar berikut ini :



Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host_A)  dikonfigurasi ke 172.16.10.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP 172.16.10.1 tersebut). Mengapa demikian? Agar paket dapat diserahkan ke layer Data Link, lalu dienkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network 172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan alamat hardware pada LAN lokal. Penting untuk memahami bahwa Host_A, agar dapat berkomunikasi dengan Host_B, harus mengirimkan paket ke alamat MAC dari default gateway di jaringan lokal.


Routing Statis

Routing statis terjadi jika Admin secara manual menambahkan route-route di routing table dari setiap router.

Routing statis memiliki kentungan-keuntungan berikut:

  • Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah dibandingkan dengan routeng dinamis)
  • Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
  • Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.

Routing statis memiliki kerugian-kerugian berikut:
  • Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router  dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
  • Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan sebuah route kesemua router—secara manual.
  • Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri.

Routing Default

Routing default digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual menambahkan router ke sebuah network tujuan yang remote yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur keluar.

Routing Dinamis

Routing dinamis  adalah ketika routing protocol digunakan untuk menemukan network dan melakukan update routing table pada router. Dan ini lebih mudah daripada menggunakan routing statis dan default, tapi ia akan membedakan Anda dalam hal proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan



Routed dan Routing Protocol

Protocol tidak lain deskripsi formal dari set atau rule-rule dan konversi yang menentukan bagaimana device-device dalam sebuah network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol.

Routed protocol

Merupakan protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Routed protocol memungkinkan router untuk secara tepat menginterpretasikan logical network.  Contoh dari routed protocol : IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.

Routing protocol

Protokol-protokol ini digunakan untuk merawat routing table pada router-router. Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP

RIP            
Routing Information Protocol.  Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil.

OSPF         
Open  Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar.

EIGRP       
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol. Distance vector protocol—merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.

BGP         
Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Up date-update dikirim melalui koneksi TCP.

Administrasi Distance.

Administrative distance (disingkat AD) digunakan untuk mengukur apa yg disebut ke-dapat-dipercaya-an dari informasi routing yang diterima oleh sebuah router dari router tetangga. AD adalah sebuah bilangan integer 0 – 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data yang akan melalui route ini.

Jika kedua router menerima dua update mengenai network remote yang sama, maka hal pertama yang dicek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised (diumumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan ditempatkan dirouting table.

Jika kedua route yang di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang disebut metric dari routing protocol (misalnya jumlah hop atau bandwidth dari sambungan) akan digunakan untuk menemukan jalur terbaik ke network remote. Kalau masih sama kedua AD dan metric, maka digunakan load-balance (pengimbangan beban).

Tabel berikut memperlihatkan AD yang default yang digunakan oleh sebuah router Cisco untuk memutuskan route mana yang akan ditempuh menuju sebuah jaringan remote.
Sumber route
AD Default
Interface yang terhubung langsung
0
Route statis
1
EIGRP
90
IGRP
100
OSPF
110
RIP
120
External EIGRP
170
Tidak diketahui
255 (tdk pernah digunakan

Routing Protocol

Terdapat tiga klas routing protocol

Distance vector  Protocol distance-vector menemukan  jalur terbaik ke sebuah network remote dengan  menilai jarak. Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan ,menjadi route terbaik. Baik RIP dan IGRP adalah routing protocol jenis distance-vector. RIP dan IGRP mengirim semua routing table ke router-router yang terhubung secara lansung.

Link state  Atau disebut juga protocol shortest-path-first, setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat perubahan dari network-network yang terhubung secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya link-state. Protocol link-state mengirim update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router lain di network.



Hybrid  Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance-vector dan routing protocol jenis link-state--sebagai contoh adalah EIGRP.

Routing Protocol  Jenis distance-Vector

Algoritma routing distance-vector mengirimkan isi routing tabel yg lengkap ke router router tetangga, yg kemudian menggabungkan entri-entri di routing tabel yang diterima tersebut dengan routing tabel yang mereka miliki, untuk melengkapi routing tabel router tersebut.

1. RIP

Routing Information Protocol (RIP) mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan  cara terbaik ke sebuah network remote,  tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.

RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing

2. IGRP

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector milik cisco (cisco-proprietary). Artinya semua router anda harus router cisco untuk menggunakan IGRP dijaringan anda.

IGRP memiliki jumlah hop maksimum sebanyak 255, denga nilai default 100. Ini membantu kekurangan pada RIP.

3. EIGRP

Enhance Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah routing protocol

distance-vector milik cisco (cisco-proprietary) yang sudah ditingkatkan, yang memberi suatu keunggulan dibanding IGRP.  Keduanya menggunakan konsep dari sebuah autonomous system untuk menggambarkan kumpulan dari router-router yang contiguous (berentetan, sebelah menyebelah) yang menjalankan routing protocol yang sama dan berbagi informasi routing. Tapi EIGRP memasukkan subnet mask kedalam update route-nya. Sehingga memungkinkan kita menggunakan VLSM dan melakukan perangkuman (summarization) . EIGRP mempunyai sebuah jumlah hop maksimum 255. Berikut fitur EIGRP yang jauh lebih baik dari IGRP
  • Mendukung IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang bersifat protocol dependent
  • Pencarian network tetangga yang dilakukan dengan efisien
  • Komunikasi melalui Reliable Transport Protocol (RTP)
  • Pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing update Algoritma (DUAL)

Routing Protocol  Jenis link-state

Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol.

OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.

No comments:

Post a Comment